KONEKSI
ANTAR MATERI MODUL
MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID MELALUI
PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI
Pembelajaran berdefensiasi adalah
usaha guru untuk menyesuaikan proses
pembelajaran dikelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Selaian
dari itupembelajaran berdefensiasi juga diartikan serangkaian keputusan masuka
akal yang dibuat oleh guru berorentasi kepada kebutuhan murid. Menurut Tomlison (1999:14) dalam kelas
yang mengimplementasikan pembelajaran berdefensiasi seorang guru melakukan
kebutuhn belajar murid. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memahami kebutuhan murid. Kebutuhan murid terbagi
atas tiga spek yang harus dipahami oleh seorang pendidik. Pertama kesiapan
belajar, sebelum melakukan pembelajran atau terjadi intraksi proses belajar mengajar
seorang guru menyampaikan hal-hal yang akan dipelajari atau dibahas pada
pertemuan berikutnya. Kedua minat murid, seorang guru harus memahami minat
murid guna menumbuhkan minat belajar murid. Untuk dapat melihat minat murid
maka dilakukan observasi atau melalui Tanya jawab. Ketika seorang murid
menemukan minat belajarnya pada saat pembelajaran maka akan muncul rasa ingin
tahu dan semnagat untuk belajar. Ketiga profil belajar murid, dalam aspek ini
guru memberikan kebebasan terhadap murid untuk menemukan gaya belajar yang
diinginkan yang terkait dengan beberapa factor.
a. Lingkungan belajar misalnya suhu udara dalam ruangan atau cahaya
dalam ruangan yang memberikan pengaruh. b. Pengaruh budaya misalnya belajar
secara santai, pendiam. c. Presensi gaya belajar misalnya visual, auditori dan
kinestetik. d. Presensi berdasarkan kecerdasan majemuk misalnya visual,
musical, bodily, logic dan naturalis. Dengan memahami semua itu maka
selanjutnya dilakukan klasifikasipada murid berdasarkan kebutuhannya.
Pembelajaran berdefensiasi dapat
memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang
optimal. Dengan melakukan pemetaan dan mengklisifikasikan maka kebutuhan belajar
murid dapat terpenuhi. Seorang guru akan berperang penting dalam tercapainya
pembelajaran yang diharapkan. Serangkaian keputusan masuka akal yang dibuat
oleh guru berorentasi pada kebutuhan murid. Kebutuhan-kebutuhan yang dibuat
yang terkait dengan 1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang
didefinisikan secara jelas 2. Menanggapai atau merespon kebutuhan belajar murid
3. Menciptakan lingkungan belajar yang mengubdang murid untuk belajar. 4.
Manajemen kelas yang efektif dan penilaian yang berkelanjutan. Keterkaitan pembelajaran dengan Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara, Nilai-nilai guru penggerak, visi guru penggerak dan budaya
positif. Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan memberi
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu
mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik secara manusia
maupun kebagai anggota masyarakat. Sebagai seorang guru harus memiliki nilai
guru penggerak supaya ia mampu untuk menuntun murid dan menggerakka teman
sejawat untuk melakukan perubahan. Untuk mewujudkan pendidikan yang menuntun
supaya lebih terarah maka perlu melakukan rancangan praaksara perubahan untuk
menciptakan Visi. Supaya Visi yang telah disusun dapat terealisasikan sesuai
dengan harapan maka penerapan budaya positif menjadi eleman pertama yang
menjadi tamen terwujudnya visi. Penerapan Budaya Positif didalam lingkungan
sekolah akan memberikan dampak yang baik untuk terwujudnya Visi. Selain dari
pada itu pembelajaran berdefernsiasi akan memberikan solusi untuk memenuhi
kebutuhan murid supaya dapat mencapai kebahagian dalam belajar. Melalui
pembelajaran berdefensiasi murid dapat mencapai kebahagian sesuai kodrat dan
guru dapat memberikan tuntunan bagi murid yang bertujuan pada Visi yang telah
disusun. Melalui rangkaian semua modul maka pembelajaran akan terwujud sesuai dengan
pemikiran KI Hadjar Dewantara.