Sabtu, 10 September 2022

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL

 MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI

 

Pembelajaran berdefensiasi adalah  usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran dikelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Selaian dari itupembelajaran berdefensiasi juga diartikan serangkaian keputusan masuka akal yang dibuat oleh guru berorentasi kepada kebutuhan murid. Menurut Tomlison (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdefensiasi seorang guru melakukan kebutuhn belajar murid. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memahami kebutuhan murid. Kebutuhan murid terbagi atas tiga spek yang harus dipahami oleh seorang pendidik. Pertama kesiapan belajar, sebelum melakukan pembelajran atau terjadi intraksi proses belajar mengajar seorang guru menyampaikan hal-hal yang akan dipelajari atau dibahas pada pertemuan berikutnya. Kedua minat murid, seorang guru harus memahami minat murid guna menumbuhkan minat belajar murid. Untuk dapat melihat minat murid maka dilakukan observasi atau melalui Tanya jawab. Ketika seorang murid menemukan minat belajarnya pada saat pembelajaran maka akan muncul rasa ingin tahu dan semnagat untuk belajar. Ketiga profil belajar murid, dalam aspek ini guru memberikan kebebasan terhadap murid untuk menemukan gaya belajar yang diinginkan yang terkait dengan beberapa factor.  a. Lingkungan belajar misalnya suhu udara dalam ruangan atau cahaya dalam ruangan yang memberikan pengaruh. b. Pengaruh budaya misalnya belajar secara santai, pendiam. c. Presensi gaya belajar misalnya visual, auditori dan kinestetik. d. Presensi berdasarkan kecerdasan majemuk misalnya visual, musical, bodily, logic dan naturalis. Dengan memahami semua itu maka selanjutnya dilakukan klasifikasipada murid berdasarkan kebutuhannya.

Pembelajaran berdefensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan melakukan pemetaan  dan mengklisifikasikan maka kebutuhan belajar murid dapat terpenuhi. Seorang guru akan berperang penting dalam tercapainya pembelajaran yang diharapkan. Serangkaian keputusan masuka akal yang dibuat oleh guru berorentasi pada kebutuhan murid. Kebutuhan-kebutuhan yang dibuat yang terkait dengan 1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas 2. Menanggapai atau merespon kebutuhan belajar murid 3. Menciptakan lingkungan belajar yang mengubdang murid untuk belajar. 4. Manajemen kelas yang efektif dan penilaian yang berkelanjutan. Keterkaitan pembelajaran dengan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara, Nilai-nilai guru penggerak, visi guru penggerak dan budaya positif. Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik secara manusia maupun kebagai anggota masyarakat. Sebagai seorang guru harus memiliki nilai guru penggerak supaya ia mampu untuk menuntun murid dan menggerakka teman sejawat untuk melakukan perubahan. Untuk mewujudkan pendidikan yang menuntun supaya lebih terarah maka perlu melakukan rancangan praaksara perubahan untuk menciptakan Visi. Supaya Visi yang telah disusun dapat terealisasikan sesuai dengan harapan maka penerapan budaya positif menjadi eleman pertama yang menjadi tamen terwujudnya visi. Penerapan Budaya Positif didalam lingkungan sekolah akan memberikan dampak yang baik untuk terwujudnya Visi. Selain dari pada itu pembelajaran berdefernsiasi akan memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan murid supaya dapat mencapai kebahagian dalam belajar. Melalui pembelajaran berdefensiasi murid dapat mencapai kebahagian sesuai kodrat dan guru dapat memberikan tuntunan bagi murid yang bertujuan pada Visi yang telah disusun. Melalui rangkaian semua modul maka pembelajaran akan terwujud sesuai dengan pemikiran KI Hadjar Dewantara.

 

Sabtu, 03 September 2022

MENGIMPLEMENTASIKAN BUDAYA POSITIF MELALUI KEYAKINAN KELAS SMAN 21 GOWA

MENGIMPLEMENTASIKAN BUDAYA  POSITIF MELALUI KEYAKINAN KELAS SMAN 21 GOWA


A. LATAR BELAKANG

Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab.Miskinnya nilai-nilai budaya positif sebagian besar murid dan keragaman budaya yang berbeda-beda karena adanya perbedaan lingkungan sehingga guru berperang besar dalam pembentukan karakter yang memiliki budaya potif. Setiap murid memiliki bakat dan minat yang bereda sehingga guru mampu memberikan tuntunan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

B. TUJUAN

1. Menumbuhkan budaya positif melalui kesepakatan kelas

2. Mengimplementasikan kesepakatan kelas untuk menciptakan suasana belajar yang bahagia


C. TOLAK UKUR

1. Murid mampu membuat kesepakatan kelas yang akan ditempel didinding

2. Murid mampu melaksankan kesepakatan kelas secara mandiri

3. Murid mampu menjaga dan melestarikan keyakinan kelas secara terus menerus


D. LINIMASA TINDAKAN KELAS

1. Meminta izin kepada kepalasekolah untuk melakasanakan sosialisasi tentang budaya positif

2. Menyampaikan jadwal dan kesedian rekan guru dan kepala sekolah untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi budaya positif

3. Melaksanakan sosialisasi budaya positif yang melibatkan rekan guru dan kepalasekolah

4. Melakukan aksi nyata dengan membuat kesepakatan kelas yang dimelibatkan murid dan guru.

5. Melakukan survai atas keberhasilan kesepakatan kelas


E.DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN


1. Semua komunitas sekolah bersedia menjadi teladan bagi murid dalam menciptakan budaya positif

2.Semua komunitas sekolah berkolaborasi untuk menumbuhkan budaya positif

3. Orangtua murid dan murid membiasakan penerapan budaya positif

4. Murid yang menjadi tujuan penerapan budaya positif


F. DESKRIPSI AKSI NYATA

Aksi nyata yang saya buat adalah membuat kesepakatan kelas dan mensosialisasikan materi budaya positif terhadap rekan guru.Sebelum melakukan kesepakatan kelas yang melibatkan murid dan sosialisasi yang melibatkan rekan guru maka terlebih dahulu saya minta izin kepada bapak kepalasekolah. kemudian menyampaikan jadwal pelaksanaan sosialisasi terhadap rekan guru. Sebagai calon guru penggerak saya berkolaborasi bersama bapak kepala sekolah dan rekan guru untuk mewujudkan murid yang terus berkembang kearah yang lebih positif.


G.  HASIL PENERAPAN BUDAYA POSITIF

"Setelah melakukan sosialisasi kepada tekan guru mereka bersedia berkolaborasi untuk menumbuhkan budaya positif dan memberi dukungan untuk tetap semangat dalam mengikuti pendidikan Guru penggerak

Setelah membuat keyakinan kelas murid merasa lebih terarah, dapat memahami saling menghargai, bertanggungjawab dan menjujung tinggi nilai kedisiplinan.



DOKUMENTASI

Gambar 1 kordinasi dengan kepala sekolah



Gambar 2  Sosialisasi bersama rekan guru tentang penerapan budaya positif




Gambar 3 Guru dan murid membuat keyakinan kelas











KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBIJAKAN SEBAGAI PEMIMPIN

  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBIJAKAN SEBAGAI PEMIMPIN  Ki Hadjar Dewantara dengan pratap Tr...